www.KANGYASIN.com, #Tips - Hallo kedatangan artikel lagi nih dari bang Ardiansyah asal Kalimantan Timur, mengenai Foto Hitam Putih (BW) dan Foto Warna dari bang Ardiansyah dan teman-temanya Lakban serta Jordan.

Saya akan sedikit bercerita “Mengapa saya memilih 2 warna dalam Galeri Instagram saya yaitu Foto Black & White (BW) dan Foto Berwarna”, Berikut penjelasan nya.

Foto Hitam Putih (BW) dan Foto Warna

Berawal dari pertanyaan-pertanyaan Bodoh saya tentang dua warna tersebut Digrub LINE Komunitas yang saya ikuti dan saya melontarkan pertanyaan kepada rekan-rekan digrub, pertanyaanya seperti ini Bang saya ini kadang-kadang suka foto hitam putih(BW) tapi kadang-kadang juga suka foto Warna
dan ada yang menjawab Kenapa Harus bingung hanya itu jawaban nya tidak hanya sampai di room chat saja, pada saat meet up pun saya bertanya hal seperti itu dan semakin terlihat bodoh nya saya, saya pun tak perduli dengan hal bodoh itu karena ada pepatah mengatakan “Malu Bertanya Sesat Di jalan”

5 Artikel Terbaru dari Kang Yasin :

1. Tindakan Arogan Pegiat Street Photography yang Seringkali Menimbulkan Rasa Tidak Nyaman
2. Kedewasaan dalam street fotografi
3. Instagram Stories atau Snapgram ?
4. 10+ video : Inspirasi Street Photography yang Harus Kamu Tonton
5. Street Fotografi dengan Handphone

Saya sering berdiskusi bersama @lakban_hitam dan @jordanaanaugust, di waktu yang berbeda dengan pendapat dan argumen nya yang berbeda pula. Kepada orang ini lah saya bertanya masalah dua warna tersebut.

Foto Hitam Putih (BW) dan Foto Warna

Dan si @lakban_hitam ini lah yang jawaban nya simple “kenapa harus bingung”
dan saat itu juga saya bertanya “gimana kalau saya Post di Galeri Intagram saya dengan dua Warna om hitam putih(BW) dan Foto Warna?” dan dia pun menjawab “boleh juga ” dan seketika saja pertanyaan-pertanyaan yang lain mucul, seperti apa nanti kalau galeri tidak rapi ? , gimana kalau foto nya tidak cocok di BW tapi cocok diwarna atau sebaliknya cocok bw tidak cocok diWarna? haha

@lakban_hitam menjawab: “buat apa rapi-rapi ini liat galeri saya nggak rapi-rapi amat, dan masalah tidak cocok dibw tapi cocok di warna atau sebalik nya ya kamu harus konsisten dengan apa yang kamu post di Instagram”

Dalam Artian @lakban_hitam sejelek apapun foto yang warna tapi bagus di BW tetap harus saya post kedua nya karena harus konsisten.

Saya pun berfikir….Dengan mengepost kedua warna tersebut BW dan Foto warna  secara tidak langsung saya sedikit memberikan informasi  Kepada Para Penikmat Foto, jika foto genre seperti ini cocok nya di BW tapi tidak cocok di warna atau sebaliknya foto genre ini cocok diwarna tapi tidak cocok di BW atau malah foto nya mau di BW atau pun diwarna foto nya akan cocok semua.

Ini orang kedua yang saya beri pertanyan-pertanyaan bodoh saya untuk lebih meyakinkan tentang dua warna yang saya pilih  tersebut yaitu Bang @jordanaanaugust“ Bang Jor gimana pendapatmu tentang ini foto yang saya post di Instagram dengan 1 Foto dua warna Hitam putih(BW) dan foto warna?” kata bang @jordanaanaugust “bagus saja kok, yang penting konsisten dengan apa yang kamu buat”

Nah gimana agar rapi saya hapus foto Instagram saya yang kurang bagus itu ?
dia menjawab “mending nggak usah, biarin aja itu bagian dari sejarah Instagram nya kamu , biar orang tahu kamu itu step by step dari bawah nggak langsung bagus fotonya kamu juga lewatin proses biar jadi bagus “kata Bang Jor

Kesimpulan yang saya dapat dari jawaban mereka atas pertanyaan saya yaitu ” Hargai setiap proses yang kamu jalani dan jangan malu untuk  mengeluarkan pertanyaan – pertanyaan bodoh dalam artian pertanyaan yang belum kamu tahu jawabannya , meskipun banyak yang menertawakan pertanyaan mu bahkan menganggap mu bodoh . Jangan berhenti berekspresi dan jangan berhenti untuk berkreatifitasi,

Jangan batasi diri mu dengan perkataan orang yang negatif tentang apa yang kamu lakukan sekarang Selama itu POSITIF teruskan.

Eits kunjungi juga media sosial dan web dari bang Ardiansyah berikut :
Instagram : https://instagram.com/ardiansyahhh94
Web : https://ardiansyah09.wordpress.com/2016/10/02/foto-hitam-putih-bw-dan-foto-warna/

www.KANGYASIN.com, #Street - Halo pecinta foto jalanan, kali ini ada artikel menarik yang menurutku 11-12 lah sama artikel ku tentang Kedewasaan Dalam Street Fotogradi, kali ini sisi Arogan akan diulas dari materi yang dikirim Mas Tomi Saputra (bukan Olga ya piss mas Tomi) atau yang sering dikenal dengan sapaan Uda Tomo, apa sih sisi Arogan Pegiat Street Photography ini ? yuk simak artikel Uda Tomo berikut.

Fotografi jalanan sedang berkembang pesat di Indonesia selama kurun waktu 5 tahun terakhir, salah satu faktor pendorongnya adalah makin pesatnya perkembangan fotografi di media sosial dan perkembangan teknologi fotografi khususnya kamera pada kamera pintar, semua orang bisa mengambil gambar dimana saja dan kapanpun. Sudah tidak asing lagi jika ada indvidu atau bahkan kelompok orang yang membawa kamera dan melakukan pengambilan gambar di ruang publik. Dan tentunya tidak jarang para pegiat street photography ini melakukan tindakan yang cukup menganggu bagi orang lain. Berikut beberapa tindakan arogan pegiat street photography yang sering kali menimbulkan rasa tidak nyaman :

Bruce Gilden photographed in action by Cheryl Dunn

Memotret dengan tambahan flash 
Gila! Itulah satu kata yang yang terlontar dari mulut saya ketika pertama kali melihat teknik ini, memotret dengan menggunakan flash di ruang publik, Jika memotret dengan flash ingatan langsung mengarah kepada Bruce Gilden, tentunya dengan menggunakan flash sangat memberikan kemungkinan besar untuk provokatif, butuh nyali yang cukup besar tentunya untuk melakukan teknik ini, tidak jarang tentunya tindakan memotret seperti ini menuai kecaman, bahkan yang tidak nyaman bisa melakukan tindak kekerasan fisik kepada fotografernya. Jika anda punya nyali yang cukup kuat, silahkan simak lebih lengkapnya bisa dilihat pada video ini.

Uda Tomo - Bandung, 2016

Gerombolan pemburu foto
Dikutip dari buku On Street Photography karya Erik Prasetya pada point Problem Etiket; pemburu, pencopet, atau pencuri hati?:

“Belakangan ini banyak kursus dan “hunting bareng” street photography yang dilakukan dengan cara-seperti namanya “hunting”-bagaikan berburu babi. Gerombolan orang membawa kamera pergi ke jalan dan memotret perempuan, lelaki, maupun transjender yang ada di sana, terang-terangan. Kadang mereka memakai blitz yang mengagetkan, atau rentetan motor-drive yang ritmenya mirip senapan mesin, sehingga yang difoto menjadi jengah. Tipe pemburu tidak peduli jika ia menganggu orang. Mereka memperlakukan objek foto sebagai buruan yang tak perlu diperhitungkan. Dalam bahasa lebih keras, ini tipe pemerkosa.”

Di beberapa event hunting bareng yang saya ikuti seringkali ditemukan peserta yang menenteng lensa tele yang tentunya ini sangat mengintimadasi, pernah pada suatu kesempatan di akhir tahun 2015, peserta hunting street photography berjumlah 500 orang, ketika ada satu orang penduduk yang yang sedang melamun atau terlihat berbeda maka para peserta tidak segan-segan langsung menodongkan kamera mereka, layaknya sebuah pengeroyokan yang sering terjadi pada perkelahian yang sangat tidak imbang, anda tentunya bisa bayangkan bagaimana perasaan orang yang sedang dipotret? Dan setelah selesai melepaskan hajatnya para fotografer ini berlalu begitu saja.

Memotret orang-orang yang tidak berdaya
Homeless dan street performance sudah menjadi bagian keseharian di ruang publik, dan tidak jarang menjadi hal menarik bagi kebanyakan pegiat street photography untuk difoto, meskipun demikian beberapa tahun terakhir sudah banyak kompetisi street photography yang menolak foto dengan adanya unsur Homeless dan street performance. Masih banyak tentunya yang menarik dari di ruang publik selain dari memotret orang-orang tidak berdaya, mendokumentasikan tentang gaya hidup dari kalangan menengah keatas juga menjadi bagian menarik untuk diabadikan.

Ada yang beralasan bahwa ketika memotret orang-orang yang tidak berdaya mereka ingin menceritakan bahwa masih banyak orang yang tidak beruntung, jika anda peduli kenapa hanya mempertontonkan ketidak beruntungan orang lain sesuka hati? Kenapa tidak melakukan suatu tindakan untuk membantu mereka yang tidak beruntung ini, bayangkan saya jika anggota keluarga anda yang sedang tidak beruntung fotonya dipublikasikan orang lain lain dengan seenaknya, apa yang anda rasakan?.

Memotret orang tanpa ijin
Ini adalah bagian yang tidak lepas dari kebiasaan para street photographers, melakukan kegiatan pengambilan gambar dengan teknik candid yang menghindari untuk mengadakan kontak dengan subjek yang difoto, tidak jarang kasus adanya orang di ruang publik yang protes karena merasa tidak nyaman dirinya difoto secara diam-diam, memotret dengan ijin juga tidak ada salahnya, mengadakan kontak atau hanya memberikan senyuman biasanya bisa disambut dengan cukup baik.

Memasuki suatu daerah spot pengambilan gambar tanpa ijin
Belakangan ini saya mendapatkan suatu cerita dari beberapa rekan, ada suatu komunitas fotografi yang diusir dari salah satu kampung di daerah Jakarta, alasannya karena para anggota komunitas ini masuk ke suatu daerah tanpa ijin dan hanya berlalu begitu saja sambil melakukan pengambilan gambar, ketika ingin berkarya cenderung ego yang dikedepankan sehingga tidak jarang melupakan tindakan apa saja yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman terhadap orang lain.

Eits artikel ini kamu bisa baca juga langsung di :
Tindakan Arogan Pegiat Street Photography yang Seringkali Menimbulkan Rasa Tidak Nyaman
https://udatommoto.wordpress.com/2016/11/07/tindakan-arogan-pegiat-street-photography-yang-seringkali-menimbulkan-rasa-tidak-nyaman/

Info Penulis :
Instagram : @udatommo
Website : https://udatommoto.wordpress.com

www.KANGYASIN.com, Tips - Kedewasaan dalam street fotografi ? akhir-akhir ini banyak para fotografer yang mulai terjun kedalam street fotografi, tapi yang disayangkan adalah dimana para pecinta street fotografi belum mengetahui bagaimana menghormati subjek yang akan kita ambil gambarnya entah itu dengan kamera besar, film, mirorless, handphone dan lainnya. Maka dari itu saya coba membuat sedikit artikel mengenaik kedewasaan dalam street fotografi ini.

Kedewasaan dalam street fotografi

Kedewasaan cenderung mengarah ke arah pola pikir kita terhadap sesuatu baik itu kegiatan, masalah dan lainnya, dalam street fotografi kedewasaan sangat diperlukan apalagi mengingat Indonesia bangsa yang menganut kebudayaan timur terutama pada tata krama dan sopan santun. Apa perlu hal itu dalam street fotografi ? sangat diperlukan terutama dalam pendekatan kita terhadap subjek karena subjek yang kita ambil merupakan cenderung kedalam kehidupan keseharian yang identik dengan manusia hal tata krama dan sopan santun sangat diperlukan mulai dari hanya memberikan senyuman, sapaan, atau mungkin sedikit berbincang dengan subjek, sehingga membuat subjek tersebut menjadi merasa lebih nyaman saat kita mengambil gambar baik secara candid, maupun kita izin kepada si subjek untuk medapatkan portrait atau dokumentasi beliau.

Dibeberapa waktu saya mencoba untuk mengambil atau mengabadikan portrait pada subjek, namun ketika kita tidak diberikan kesempatan oleh si subjek kita tidak boleh memaksakan, terkadang subjek sendiri juga sering menanyakan untuk apa mas, koran ya ? nah disini coba jelaskan karena kita berada di street fotografi jelaskan sesuai dengan yang kita jalani apa itu street fotografi, dan hasil-hasil karya kita di street fotografi sedikit perbincangan ini juga bisa membuat zona nyaman kita dalam mengabadikan sisubjek.

Assalamualaikum, Ke mana Al-Quran kita? mungkin kita menaruhnya di lemari, bertahun-tahun lamanya. Ke mana Al-Quran kita? mungkinkah kita lupa menaruhnya? Atau dibaca berkali-kali, maknanya enggan kita perhatikan, apalagi untuk diterapkan. Kutipan ceramah Dakwah Islam. #instastreetid #instastreetid_jbdtb

Foto kiriman Muhamad Yasin Zubaidi (@kangyasin) pada Okt 20, 2016 pada 2:21 PDT

Assalamualaikum, #gadgetgrapher #instastreetid #instastreetid_jbdtb #gg_telusurdkijakarta #mataponsel #cumapakaihp #instasunda #streetphonegrapher2

Foto kiriman Muhamad Yasin Zubaidi (@kangyasin) pada Okt 22, 2016 pada 7:21 PDT

Jadi cobalah untuk menjadi manusia yang ramah dan supel dalam keseharian terlebih dalam mengambil gambar dijalanan karena setiap manusia mempunyai hak privasinya, dengan kita berbuat supel dan ramah akan ada kepuasan sendiri dengan hasil karya yang kita buat dalam street fotografi.

Assalamualaikum, Little Tokyo, Jakarta Mei 2016. Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), [QS. Ar-Ra'd: Ayat 22] #instastreetid #instastreetid_jbdtb

Foto kiriman Muhamad Yasin Zubaidi (@kangyasin) pada Mei 16, 2016 pada 2:52 PDT

Sekedar saran cobalah ketika kita dijalanan hindari pengambilan gambar dari orang-orang homeless atau tunawisma karena itu merupakan kekurangan dari beberapa orang yang tidak pantas untuk diambil gambarnya namun disini saya tidak melarang anda untuk mengambil gambar tersebut.

Assalamualaikum, Jatinegera, Jakarta Juli 2016. Dan sungguh, Kami pilih mereka (Bani Israil) dengan ilmu (Kami) di atas semua bangsa (pada masa itu). [QS. Ad-Dukhan: Ayat 32] #instastreetid #instastreetid_jbdtdb

Foto kiriman Muhamad Yasin Zubaidi (@kangyasin) pada Jul 18, 2016 pada 4:29 PDT